Senin, 16 Maret 2015

NOMOPHOBIA

05.17

Apakah Anda merasa takut dan cemas bila tidak berada dekat dengan ponsel Anda? Bila jawabannya “ya”, ada kemungkinan Anda mengidap apa yang dimanamakn Nomophobia.
Hasil gambar untuk nomophobia adalah
Apa itu nomophobia? Nomophobia mungkin menjadi istilah yang masih sangat asing di telinga kita. Istilah nomophobia yang merupakan singkatan dari no mobile phone phobia ini sebenarnya ditujukan bagi mereka yang merasa takut kehilangan ponsel dan merasa tidak bisa jauh dari ponselnya. Perasaan tersebut merupakan sindrom ketakutan berlebihan dan perasaan cemas yang timbul bila tidak berada di dekat ponselnya. Saat ini, sindrom nomophobia semakin hari kian banyak dialami orang. Alasan utamanya adalah karena perilaku orang-orang saat ini yang memang begitu dekat dan sangat akrab dengan yang namanya ponsel.
Hasil gambar untuk nomophobia adalah
Mungkin kita juga sudah menjadi seorang nomophobia ketika kita mengalami khawatir yang berlebihan jika ponsel kita hilang atau tidak sedang bersama dengan kita. Sebenarnya di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini sindrom ini wajar terjadi. Hal ini karena kita dibuat secara tidak langsung bergantung pada ponsel kita.
Bagi beberapa orang ponsel sepertinya telah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidup mereka selayaknya seorang teman dekat. Ponsel seperti sudah menjadi kebutuhan utama. Melakukan apapun bisa lewat ponsel, mulai dari sekedar berkirim pesan, melakukan percakapan (panggilan), merekam atau menonton video, foto-foto, browsing dan update status tentang hal kecil sekalipun di jejaring sosial, dengan menggunakan ponsel. Hal-hal tersebut lambat laun “mengikat” orang untuk menjadi semakin bergantung dan tidak bisa jauh dari ponsel.
Nomophobia Takut Kehilangan Ponsel
sumber gambar: www.dvorak.org
Sindrom ini sebenarnya telah diteliti olehSecure Envoy suatu badan yang bergerak dalam dunia digital. Menurut survey yang dilakukan di Inggris ini ternyata 66% dari pemilik ponsel adalah nomophobia. Orang-orang ini sangat takut dan khawatir jika mereka lupa menaruh atau menghilangkan ponsel mereka.
Menurut studi yang melakukan survey pada 1000 orang tersebut ternyata kaum wanita memiliki ketakutan yang lebih besar dari kaum pria, yaitu kaum wanita sebesar 70% sementara kaum pria sebanyak 61%. Penyebabnya adalah karena kaum pria biasanya memiliki lebih dari satu ponsel (banyak ponsel), sehingga tingkat ketakutannya pun menjadi berkurang. Empat tahun lalu, survey yang sama tentang nomophobia juga pernah dilakukan, dan diperoleh hasil sekitar 53% orang mengalami nomophobia, dengan prosentase kaum pria yang mengalami nomophobia lebih tinggi daripada kaum wanita, yaitu 58% pria sementara wanita sebesar 48%. Fakta lainnya, karena ketergantungan berlebihan tersebut, sekitar 50% orang nomophobia tidak pernah mematikan (switch off) ponselnya dalam kondisi apapun.
Sindrom nomophobia bukan hanya merupakan sebuah ketakutan jauh dari ponsel karena cemas akan hilangnya data-data penting yang ada dalam ponsel. Namun, nomophobia sudah menjadi sebuah phobia dimana orang benar-benar merasa bergantung pada ponselnya. Perasaan ketergantungan tersebut mampu membuat orang menjadi cemas, khawatir, takut, dan tidak nyaman bila jauh dari ponselnya. Bahkan ada juga orang nomophobia yang tak hanya merasa takut “jauh” dari ponselnya, melainkan juga merasa takut bila tidak mendapatkan sinyal handphone. Ketakutan itu timbul karena mereka tidak bisa melakukan panggilan, mengirim pesan, browsing, atau melakukan kontak apapun dengan orang lain (keluarga dan teman) lewat ponselnya bila tidak ada sinyal.
Tak hanya merasa takut kehilangan ponsel dan sinyal, ada juga orang nomophobia yang merasa takut dan cemas bila batere ponselnya habis. Lagi-lagi penyebabnya karena bila batere ponsel habis, maka mereka tidak bisa melakukan aktivitas apapun pada ponselnya. Bisa dibilang orang nomophobia akan merasa “mati gaya” bila jauh dari ponselnya. Selain perasaan cemas, reaksi ketakutannya dalam tingkat yang cukup parah bisa juga dalam bentuk berkeringat dingin dan detak jantung menjadi lebih cepat.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah ini sindrom yang wajar? Bila masih dalam tahap yang tidak terlalu parah bisa dikatakan hal tersebut masih wajar. Namun, bila berelebihan tentulah tidak wajar. Jika anda merasa sangat takut sekali dan memiliki ketergantungan penuh pada ponsel tentu itu bukan merupakan hal yang baik, kan?
Apakah penderita nomophobia bisa sembuh? Dengan terapi, kelainan nomophobia ini perlahan-lahan bisa “disembuhkan”. Cobalah untuk mulai menggunakan ponsel sewajarnya dan bila memang diperlukan. Jika memang yang membuat anda takut karena ada folder-folder penting, ada baiknya anda tidak menyimpannya di ponsel.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 AULIA LAILY. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top